A. PENGERTIAN
IMAN KEPADA RASUL ALLAH
Menurut
bahasa (etimologi) rasul artinya utusan, yang diutus, dan secara istilah (terminologi)
adalah seorang laki-laki yang diutus Allah dan mempunyai kewajiban menyampaikan
wahyu kepada umat manusia. Nabi menurut bahasa artinya mengabarkan, dan secara
istilah adalah laki laki yang membawa kabar dari Allah, tidak mempunyai
kewajiban untuk menyampaikan kepada umat.
Menurut bahasa (etimologi) iman artinya percaya atau yakin, iman kepada
Rasul Allah artinya percaya atau yakin adanya utusan Allah Swt. Sedangkan
menurut Istilah (terminologi) ilmu tauhid, iman kepada Rasul Allah Swt. adalah
percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah memilih beberapa orang pilihan sebagai rasul untuk menerima wahyu
melalui malaikat Jibril untuk
disampaikan kepada umat manusia.
Iman
kepada Rasul adalah merupakan rukun iman yang ke-empat dari enam rukun iman
yang ada. Iman kepada rasul hukumnya wajib bagi umat Islam. orang yang tidak
iman adanya rasul maka imannya tidak sempurna.
Dalam QS. An Nisa' 136 Allah berfirman :
يايهاالذين امنوا
امنوا بالله ورسوله والكتب الذي نزل على رسوله والكتب الذي انزل من قبل ومن
يكفربالله وملـكته وكتبه ورسوله واليوم الاخرفقد ضل ضللا بعيدا
Artinya : "Wahai
orang-orang yang beriman tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada
kitab yang telah diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelunmya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya
dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu telah tersesat
sejauh-jauhNya." (Q.S An Nisa' : 136)
Rasul yang dipilih Allah Swt. ini
diberi tugas , antara lain:
1.
Menerima wahyu dari Allah Swt dan
menyampaikan kepada umat manusia
Firman
Allah wt.
يايهاالرسول بلغ ماانزل
اليك من ربك وان لم تفعل فما بلغت رسالته والله يعصمك من الناس ان الله لا يهدى القوم الكفرين
Artinya: "Wahai Rasul, Sampaiknlah apa yang
diturunkan kepadmu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan apa yang telah
diperintahkan itu, berarti kamu tidak menyampaikan amanat-Nya, Allah memelihara
kamu dari gangguan manusia, sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk
kepada orang-orang kafir" (Q.S.Al-Maidah: 67)
2. Memimpin dan mengajak umatnya untuk
mengesakan dan menyembah hanya kepada Allah Swt.
3. Memberi kabar gembira bagi orang-orang yang taat dan
memberi peringatan kepada orang-orang yang ingkar.
Firman Allah Swt
رسلامبشرين ومنذرين لئلا يكون للناس على الله حجة بعد الرسول وكان الله
عزيزا حكيما
Artinya: "(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi
manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Q.S.An-Nisaa:165)
4.
Memberi suri tauladan atau contoh, baik
dalam hal akidah, ibadah, maupun muamalah
Firman
Allah Swt.:
لقدكان في رسول الله اسوة حسنة لمن كان يرجواالله واليوم
الاخر وذكرالله كثيرا
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasul Allah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah" (Q.S.Al-Ahzab:21)
B. NAMA-NAMA
RASUL DAN SIFAT-SIFATNYA
a.
Nama-nama Rasul
Jumlah
Nabi dan Rasul banyak sekali dan hanya Allah Swt. yang mengetahuinya. Nabi
adalah seorang laki-laki yang menerima wahyu dari Allah Swt. melalui malaikat
Jibril untuk dirinya sendiri dan tidak ada kewajiban untuk menyampaikan kepada
orang lain.
Sedangkan Rasul adalah seorang laki-laki yang
menerima wahyu dari Allah Swt. melalui malaikat Jibril, selain untuk dirinya sendiri juga ada
perintah atau kewajiban menyampaikan kepada umat manusia. Dari jumlah nabi dan
rasul yang ada, umat Islam hanya diwajibkan untuk mengimani dan mengetahui 25
nabi dan rasul. Adapun nama-nama dari 25 nabi dan rasul itu adalah sebagai
berikut:
1. Nabi Adams
2. Nabi Idris As
3. Nabi Nuh As
4. Nabi Hud As
5. Nabi Shaleh As
6. Nabi Ibrahim As
7. Nabi Ismail As
8. Nabi Luth As
9. Nabi Ishaq As
10. Nabi Ya’qub As
11. Nabi Yusuf As
12. Nabi Syu’aib As
13. Nabi Ayyub As
14. Nabi Dzulkifli
As
15. Nabi Musa As
16. Nabi Harun As
17. Nabi Dawud As
18. Nabi Sulaiman As
19. Nabi Ilyas As
20. Nabi Ilyasa’As
21. Nabi Yunus As
22. Nabi Zakaria As
23. Nabi Yahya As
24. Nabi Isa As
25. Nabi Muhammad Saw.
b. Sifat-sifat
Rasul Allah Swt.
Sifat-sifat Rasul dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1.
Sifat wajib para Rasul, yaitu sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh
para Rasul. Sifat wajib para Rasul ada 4, yaitu:
a.
Shiddiq :
benar atau jujur
b.
Amanah :
dapat dipercaya
c.
Tablig :
menyampaikan
d.
Fathanah :
cerdas
2.
Sifat Mustahil para Rasul, yaitu
sifat-sifat yang pasti tidak dimiliki oleh para rasul. Sifat mustahil para
rasul ada 4, (kebalikan dari sifat wajib
para Rasul), yaitu:
a.
Kidzib :
dusta atau bohong
b.
Khiyanat :
tidak dapat dipercaya
c.
Kitman :
menyembunyikan
d.
Baladah :
bodoh
3.
Sifat Jaiz para Rasul, yaitu sifat
basyariyah atau kemanusiaan yang dimiliki para rasul, seperti makan, minum, tidur, berkeluarga, dan
lain-lain.
c.
Rasul Ulul Azmi
1.
Arti Rasul Ulul Azmi
Menurut
bahasa ulul azmi berasal dari kata uuluu artinya yang mempunyai, azmun artinya
cita-cita yang tetap. Rasul ulul azmi adalah rasul yang mempunyai cita-cita
yang tetap. Sedangkan menurut istilah Rasul ulul azmi adalah rasul yang
mempunyai kesabaran, keteguhan, dan keuletan
yang luar biasa dalam memperjuangkan cita-cita dan tugas kerasulannya.
Firman
Allah Swt.
فاصبر كما صبر اولواالعزم من الرسول ولا تستعجل لهم كانهم يوم يرون ما
يوعدون لم يلبثوا الا سا عة من نهار بلغ فهل يهلك الا القوم الفسقون
Artinya: aka bersabarlah
kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati (ulul azmi) dari
rasul-rasul, dan janganlah kamu meminta disegerakan (adzab) bagi mereka. Pada
hari mereka melihat adzab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah
tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari, (inilah) suatu
pelajaran yang cukup, maka tidak
dibinasakan melainkan kaum yang fasik (Q.S.Al-Ahqaaf:35)
2. Nama-nama Rasul Ulul Azmi
Dari
25 nabi dan rasul yang wajib kita ketahui dan imani, ada 5 nabi dan rasul yang mendapat gelar ulul
azmi, yaitu:
a.
Nabi Nuh As
b.
Nabi Ibrahim As
c.
Nabi Musa As
d.
Nabi Isa As
e.
Nabi Muhammad Saw
Firman
Allah Swt
واذ اخذ نا من النبين ميثاقهم ومنك ومن نوح وابراهم وموسى وعيسى ابن مريم واخذنا منهم ميثاقا غليظا
Artinya: Dan
(ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu
(sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah
mengambil dari mereka perjanjian yang teguh (Q.S.Al-Ahzab:7)
3. Perbedaan Rasul ulul azmi dengan Rasul lainnya
Sesuai
dengan gelar yang mereka terima (ulul azmi), maka ada beberapa perbedaan antara
rasul ulul azmi dengan rasul lainnya, yaitu:`
No
|
Rasul ulul Azmi
|
Rasul lainnya
|
1
|
Mempunyai kesabaran yang luar biasa
|
Mempunyai kesabaran tidak sesabar rasul ulul azmi
|
2
|
Mempunyai kemauan dan cita-cita yang sangat kuat
|
Mempunyai kemauan dan cita-cita tidak sekuat rasul ulul
azmi
|
3
|
Mendapatkan rintangan dan tantangan yang luar biasa
|
Mendapatkan rintangan dan tantangan tidak seberat Rasul
ulul azmi
|
4
|
Mendapatkan keistimewaan (mu’jizat) yang luar biasa
|
Mempunyai mu’jizat tidak sehebat Rasul ulul azmi
|
5
|
Mendapatkan keberhasilan atau pengikut dalam jumlah banyak
|
Mendapatkan pengikut tidak sebanyak Rasul ulul azmi
|
C. MENELADANI SIFAT-SIFAT RASULULLAH SAW
1.
Nabi Muhammad SAW Sebagai Suri Tauladan.
Sebagai rasul yang dipilih Allah Swt.,
nabi Muhammad Saw. memiliki berbagai macam kelebihan dalam hal akhlak yang
mulia yang harus ditiru oleh umatnya. Dalam QS. Al Ahzab: 21 Allah berfirman :
لقد كان لكم في رسول الله اسوة حسنة لمن كان يرجوا الله واليوم الاخر وذكر
الله كثيرا
Artinya : Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al Ahzab :
21)
Semenjak masih muda sebelum diangkat
menjadi nabi, nabi Muhammad Saw. sudah
memperlihatkan sifat-sifat terpuji dan
terpercaya sehingga beliau mendapatkan gelar Al Amin . Kepada yang lebih muda
Nabi menyayanginya dan kepada yang lebih tua Nabi menghormatinya. Fakir miskin,
anak yatim, orang-orang jompo selalu
menjadi perhatian beliau, lapar dan dahaga beliau tahan demi untuk membantu
orang-orang tersebut.
Walaupun beliau seorang nabi dan sekaligus
kepala negara tapi tidak pernah ada sifat sombong sedikitpun, rumahnya sangat
sedernaha, tidak ada tumpukan harta di dalamnya. Jika beliau tidak memiliki
bahan makanan maka tidak segan-segan beliau bekerja dengan tangannya yang mulia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika seharian beliau tidak mendapatkan
makanan maka diambilnya sebuah batu untuk mengganjal ikat pinggangnya. Bila
pakaian beliau sobek maka beliau menjahitnya sendiri.
Harta benda dan kedudukan dunia tidak sedikitpun
mempengaruhi hati dan fikiran beliau bahkan beliau mohon agar diberi hidup yang
miskin oleh Allah Swt. Hanya umatnya yang selalu menjadi pikiran dan
perhatiannya, bahkan sampai detik-detik ketika beliau hendak menghadap Allah Swt.
beliau selalu memikirkan dan menyebut-nyebut umatnya.
Sebagai pimpinan para rasul yang sudah maksum
(terpelihara dari dosa) setiap hari beliau selalu beristighfar minta ampun
kepada Allah Swt. . Sebagian besar malamnya dihabiskan untuk
bersujud mendekatkan diri ke hadapkan Allah Swt. dan memintakan ampunan bagi umatnya, suatu malam
beliau melaksanakan shalat malam, ketika istirinya terbangun beliau masih shalat, kemudian istrinya tidur lagi,
ketika istrinya bangun lagi, Nabi juga masih shalat maka kemudian istrinya bertanya
"Bukankah Engkau adalah manusia yang sudah ditanggung oleh Allah Swt. ?" beliau menjawab "Tidak bolehkah saya menjadi orang yang
bersyukur ?" Begitulah gambaran besarnya rasa syukur beliau.
Dalam hal memegang amanah, beliau adalah
orang yang sangat kuat memegang amanah. Beliau adalah orang yang sangat adil
kepada keluarganya. Keluarganya tidak dibiarkan memakan barang yang tidak
menjadi haknya sedikitpun. Ketika keluarganya sedang kekurangan maka dengan
bijaksana beliau menenangkan dan mencarikan jalan keluarnya. Sebagai orang yang
paling dicintai Allah Swt. seandainya
beliau mau maka apapun yang diinginkan akan diberikan oleh Allah Swt., tapi kemuliaan akhlaknya
tidak mau menurutkan kenikmatan duniawi.
Semangatnya
membela dan menegakkan agama Islam tiada bandingannya. Berbagai perang beliau
hadapi demi mempertahankan Islam dari orang-orang yang ingin mengahacurkannya .
Bersama
para sahabat dengan gagah berani mereka melawan musuh yang jumlahnya jauh lebih
besar. Tidak ada rasa takut sedikitpun dalam hati mereka , seandainya ajal
menjemput mereka sebagai seorang syuhada'
maka surga sudah menantinya . Keberanian dan semangat mereka membuat musuh minder untuk menghadapinya.
2.
Fungsi Beriman Kepada Rasul Allah
Beriman
kepada Rasul Allah banyak fungsi dan manfaatnya, antara lain:
a.
Sebagai pintu dan menyempurnakan keimanan
Seseorang
yang tidak beriman adanya Rasul tentu ia juga tidak beriman kepada yang lain,
karena untuk mengimani yang lain mereka harus mempercayai dan mengikuti
petunjuk atau ajaran yang dibawa oleh para Rasul. Apabila seseorang percaya
adanya Allah Swt. atau yang lain tetapi mereka tidak percaya adanya rasul, maka
imannya tidak sempurna.
b.
Menguatkan keimanan kepada Allah
Swt., Malaikat, dan kitab suci.
Dengan
iman kepada Rasul-rasul Allah Swt. berarti
juga iman kepada Allah Swt, karena Rasul adalah utusan dan mendapat wahyu dari
Allah Swt. Begitu juga karena wahyu itu diturunkan oleh Allah Swt. melalui
malaikat Jibril, maka iman kepada Rasul juga dapat memantapkan keimanan kepada
Malaikat (Jibril), karena rasul Allah itu ada yang mendapat kitab dan ada yang
mendapat suhuf, maka iman kepada Rasul juga akan menguatkan keimanan kepada
kitab suci atau suhuf
c. Mendapatkan suri
tauladan (uswatun hasanah) dan figur idola dalam melaksanakan ajaran agama dan
prilaku sehari-hari
Dengan
iman kepada Rasul Allah Swt., manusia akan mendapatkan suri tauladan atau figur
idola yang dapat dijadikan contoh baik dalam hal akidah, ibadah, maupun
muamalah.
d.
Timbul motivasi untuk mempelajari,
menghayati, dan mengamalkan ajarannya
Dengan
iman kepada Rasul Allah, maka akan timbul keinginan untuk mempelajari,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajarannya. Tanpa adanya keimanan tentu
manusia tidak akan mau mempelajari ajarannya apalagi mengamalkannya.
e.
Ada
kesadaran untuk meneruskan perjuangannya
Dengan
adanya keimanan terhadap Rasul dan kebenaran ajaran yang dibawanya, maka akan
timbul kesadaran untuk meneruskan perjuangan dan mendakwahkannya.
Referensi:
- Rahimsyah AR, MB, tt, Kisah 25 Nabi dan Rasul, Solo, Delima.
- Rahimsyah AR, MB, tt, Kisah Nyata 25 Nabi dan Rasul, Tuban, Amanah.
- Rais, tt, 25 Tokoh Nabi dan Rasul, Gresik, Bintang Pelajar.
- Soenarjo, R.H.A., 1971, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Yayasan Penyelenggara penerjemah dan Penafsir Al-Qur’an
- Yunus, H. Mahmud, 1973, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta, Yayasan Penyelenggara Penafsir Al-Qur’an.
- Buku-buku pelajaran PAI untuk Siswa SMP kelas VIII terbitan MGMP PAI SMP, Depag, Yudistira, Aneka Ilmu dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar