Alam

Alam
Pemandangan kesejukan alam pegunungan Todanan di pagi hari

Selasa, 12 April 2016

tata cara puasa dan keutamaan puasa ramadhan bagi mukmin

TATA CARA PUASA DAN KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN BAGI MUKMIN 
Puasa adalah  merupakan rukun Islam yang ke empat. Puasa yang menjadi  rukun Islam adalah puasa Ramandhan. Selain puasa Ramandhan di dalam ajaran agama Islam masih ada jenis puasa yang lain  . Dari segi hukumnya puasa dibagi menjadi puasa wajib, puasa sunah, puasa makruh dan puasa haram. Pada bab ini akan dibahas tentang puasa wajib dan puasa sunah.

A. PUASA WAJIB
      1.   Pengertian Puasa Wajib
               Menurut bahasa puasa artinya menahan dari segala sesuatu. Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari makan dan minum dan hal-hal yang membatalkan mulai terbit fajar sampai dengan tenggelamnya Matahari disertai niat melaksanakan ibadah kepada Allah Swt.  dengan syarat-syarat tertentu.
      2.   Macam-macam puasa wajib.
            Dalam agama Islam puasa wajib ada 3 macam, yaitu:
            a.   Puasa Ramandhan
               Puasa Ramandhan adalah puasa yang wajibkan  atas setiap muslim selama sebulan penuh pada bulan Ramandhan. Hukum melaksanakan puasa wajib (puasa Ramandhan) adalah fardhu ain. Yaitu kewajiban yang harus dilakukan oleh  tiap-tiap umat Islam yang telah memenuhi syarat dan kewajiban itu tidak bisa gugur dengan adanya satu atau beberapa orang yang telah melakukannya.
                  Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183-184:
يايهاالذين امنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون.ايا ما معدودت  فمن كان منكم مريضا او على سفر فعدة من ايام اخر  وعلى الذين يطيقونه فدية طعام مسكين فمن تطوع خيرا فهو خير له وان تصو موا خير لكم ان كنتم تعلمون 
Artinya: Hai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimna diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. maka jika diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (Q.S.Al-Baqarah: 183-184)
                  Sabda Rasulullah Saw.
قال  رسول الله صلي الله عليه وسلم : صو موا لرؤ يته وافطر وا لرؤيته فان غم عليكم فاكملوا عدة شعبان ثلاثين (رواه البخارى)              
Artinya: Bersabda Rasulullah Saw. “Perpuasalah kamu sewaktu melihat bulan (bulan Ramandhan) dan berbukalah kamu sewaktu melihat bulan (bulan Syawal) maka jika ada yang menghalangi (mendung / berawan) sehingga bulan tidak kelihatan, hendaklah kamu sempurnakan bulan ٍٍSya’ban 30 hari. (H.R.Bukhari).      
            b.   Puasa Nadzar
                  1.   Arti Puasa Nadzar
         Nadzar adalah janji kepada Allah Swt. untuk melakukan kebaikan apabila cita-cita atau keinginannya tercapai atau terpenuhi. Puasa nadzar adalah puasa yang dilakukan karena memenuhi nadzar yang telah diucapkan.
      2.   Dalil Naqli tentang Puasa Nadzar
         Firman Allah:
يو فون بالنذر ويخافون يوما كان شره مستطيرا
Artinya: Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata dimana-mana (Q.S.Al-Insaan:7)
         Sabda Rasulullah Saw.
عن عمر رضي الله عنه قال :قلت يا رسول الله  انى نذرت فى الجاهلية ان اعتكف ليلة فى المسجد الحرام ؟ فاوف بنذرك ( رواه البخارى و مسلم )               
Artinya: Dari Umar ra. Berkata, ia bertanya: “ya Rasulullah, asesungguhnya aku bernazar pada masa jahiliyah akan beri’tikaf semalam di Masjidil Haram’, Beliau Bersabda: “Penuhilah nadzarmu” (H.R.Bukhari dan Muslim)
      3.   Hukum Puasa Nadzar
      Nadzar hukumnya mubah, tetapi apabila sudah diucapkan dan syarat atau gantungan yang menjadi nadzarnya itu terpenuhi, maka nadzarnya wajib untuk dilakukan, sebagaimana yang pernah diucapkan. Tetapi apabila syarat atau gantungan nadzarnya tidak terpenuhi, maka nadzarnya tidak wajib dilakukan. Contoh: Ahmad bernadzar, “apabila saya lulus ujian dengan nilai rata-rata diatas 7.0 maka saya akan puasa 3 hari”
      Apabila syarat dari nadzarnya itu terpenuhi, yaitu lulus dengan nilai rata-rata diatas 7.0, maka ia wajib berpuasa 3 hari. Tetapi apabila syarat dari nadzarnya itu tidak terpenuhi, misalnya tidak lulus atau nilai rata-ratanya kurang dari 7.0, maka ia tidak wajib berpuasa. Begitu juga apabila ada orang yang bernadzar akan melakukan sesuatu yang tidak baik (yang bertentangan dengan ajaran Islam) maka nadzarnya tidak boleh dilakukan, meskipun syarat atau gantungan dari nadzarnya terpenuhi.           
                  4.   Waktu Pelaksanaan Puasa Nadzar
      Waktu pelaksanaan puasa nadzar adalah sesegera mungkin setelah syarat atau gantungan dari nadzarnya terpenuhi. Jangan bernadzar yang sekiranya memberatkan untuk dilaksanakan. Begitu juga jangan bernadzar kepada selain Allah atau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Allah Swt.
            c.   Puasa Kifarat
                  1.   Arti Puasa Kifarat
         Kifarat artinya denda atau tebusan yang harus dibayar untuk menghapuskan dosa karena melanggar ketentuan, sumpah,  atau janji (nadzar) yang telah diucapkan.
         Puasa Kifarat adalah puasa yang dilakukan karena membayar denda atau tebusan terhadap pelanggaran ketentuan Allah Swt., sumpah, atau janji yang telah diucapkan.
                  2.   Hukum Puasa Kifarat
                        Puasa Kifarat hukumnya wajib atau fardu ain, yaitu sesuatu yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa, bagi orang yang telah melakukan sesuatu yang menjadi sebab diwajibkannya puasa kifarat.
                  3.   Sebab-sebab Dan Dalil Naqli Puasa Kifarat
   Sebab-sebab dan dalil naqli yang mewajibkan  seseorang melakukan  puasa kifarat adalah sebagai berikut:
         a).  Bersetubuh pada siang hari bulan Ramandhan
               Seseorang yang bersetubuh pada siang hari bulan Ramandhan baik dia dalam keadaan berpuasa atau tidak, sedangkan dia berkewajiban untuk melaksanakan puasa maka wajib baginya membayar kifarat; memerdekakan budak (hamba sahaya), apabila tidak sanggup, puasa dua bulan berturut-turut, apabila tidak sanggup, memberi makan 60 orang fakir miskin dengan makanan yang mengenyangkan (beras) setiap orang ¾ liter.
               Sabda Rasulullah Saw.
جاء رجل الى النبى صلى الله عليه وسلم فقال : هلكت يا رسول الله قال وما ا هلك قال : وقعت على امراتي فى رمضان قال هل تجد ما تعتق رقبة قال لا قال هل تستطيع ان تصوم شهرين متتابعين قال لا قال هل تجد ما تطعم ستين مسكينا قال لا ثم جلس فاتي النبي صلى الله عليه وسلم بعرق فيه تمر قال تصدق بهذا قال فهل علي افقر منا؟ فوالله ما بين لا بتيها اهل بيت احوج اليه منا فضحك النبي صلى الله عليه وسلم حتى بدت اتيابه و قال اذهب فاطعمه اهلك (رواه البخارى ومسلم )                 
Artinya: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. Ia berkata, "Celaka saya ya Rasulullah", Nabi Saw. bersabda, "Apakah yang mencelakakan engkau?" jawab laki-laki itu, "Saya telah bersetubuh dengan istri saya pada siang hari bulan Ramandhan", Rasulullah saw. bersabda, "Sanggupkah engkau memerdekakan hamba?" jawab laki-laki itu "Tidak" Rasulullah Saw. bersabda "Kuatkah engkau berpuasa dua bulan berturut-turut ?" jawab laki-laki itu "Tidak" Rasulullah Saw. bersabda " adakah engkau mempunyai makanan guna memberi makan enam puluh orang miskin ?" jawab laki-laki itu "Tidak"  kemudian laki-laki itu duduk. Maka datanglah Nabi Saw. membawa sebakul tamar, lalu Rasulullah Saw. bersabda "Sedekahkanlah kurma itu" kata laki-laki itu "Kepada siapa? Kepada yang lebih miskin dari saya ? Demi Allah, tidak ada penduduk kampung ini yang lebih memerlukan makanan selain dari kami seisi rumah" Nabi Saw. tertawa sehingga terlihat gigi serinya, dan bersabda "Pulanglah! Berikanlah kurma itu kepada keluargamu" (H.R.Bukhari dan Muslim)
         b). Melakukan larangan ihram haji atau umrah
               1). Mengerjakan salah satu dari: haji tamattu’ atau qiran, meninggalkan ihram dari miqat, melontar jumrah,  bermalam di Muzdalifah atau Mina,  tawaf Wada, dan ketinggalan hadir di padang Arafah,  dendanya; menyembelih seekor kambing, kalau tidak sanggup, maka berpuasa 10 hari (3 hari dilakukan pada waktu ihram atau ketika di tanah haram, 7 hari setelah kembali)
         2). Mengerjakan salah satu dari: mencukur atau menghilangkan 3 helai rambut atau lebih, memotong kuku, memakai pakaian berjahit, memakai wangi-wngian, bersetubuh sesudah tahalul pertama, dendanya, memilih salah satu dari 3 hal: menyembelih seekor kambing, puasa 3 hari, bersedekah 3 sha’ (9,3 liter beras) kepada 6 orang miskin.
               3). Bersetubuh sebelum tahalul pertama, dendanya; menyembelih seekor unta, bila tidak dapat, menyembelih sapi, bila tidak dapat, menyembelih 7 ekor kambing, bila tidak dapat, maka dihitung harga unta kemudian  dibelikan makanan untuk disedekahkan kepada fakir miskin di tanah haram, kalau tidak dapat, maka berpuasa tiap-tiap seperempat sha’ dari harga unta puasa satu hari (puasanya boleh dimana saja)
               4.   Membunuh binatang buruan, dendanya boleh memilih dari 3 hal, menyembelih binatang yang sebanding, memberikan bahan makanan pokok yang sebanding dengan harga binatang yang dibunuh kepada fakir miskin di tanah haram, atau berpuasa tiap-tiap seperempat sha’ dari makanan harga binatang yang dibunuh  satu hari puasa (puasanya boleh dimana saja)
         c). Melanggar sumpah
Sumpah adalah menguatkan sesuatu (pernyataan atau kemauan) dengan menyebut  nama Allah Swt. atau sifat-sifatnya. Apabila seseorang bersumpah, kemudian ia melanggarnya maka ia wajib membayar kafarat dengan memilih tiga hal: memberi makan 10 orang miskin, tiap-tiap orang seperempat takaran Fitrah  (kira-kira ¾ liter), memberi pakaian 10 orang miskin, memerdekan budak, dan apabila tidak mampu melakukan salah satu dari 3 hal tadi maka berpuasa 3 hari.
      Firman Allah Swt.
لايؤاخدكم الله باللغو في ايما نكمولكن يؤاخذكم بماعقدتم اليمان فكفا رته اطعم عشرة مسكين من اوسط ما تطعمون اهليكم او كسواتهم او تحرير رقبة فمن لم يجد فصيام ثلثة ايام ذلك كفارة ايمانكم اذا حلفتم واحفظواايما نكم كذالك يبين الله لكم ايته لعلكم تشكرون
Artinya: "Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah) tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan 10 orang miskin, yaitu dari makanan yang kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka, atau memerdekakan seorang budak, barang siapa yang tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kafaratnya puasa 3 hari. Yang demikian itu adalah kafarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar) dan jagalah sumpahmu, demikianlah Allah Swt. menerangkan kepadamu hukum-hukumNya agar kamu bersyukur " (Q.S.Al Maidah: 89)
Pelanggaran sumpah yang dikenai kafarat adalah sumpah yang dilakukan oleh orang yang mukallaf (dewasa dan berakal sehat), kemauan sendiri, dan dilakukan dengan sengaja. Sumpah yang dilakukan anak-anak, orang yang tidak sehat akalnya, dipaksa, atau terlanjur (keseleo) lidah, sumpahnya tidak sah dan tidak dikenai kafarat. Begitu juga sumpah dengan menyebut selain nama Allah Swt. atau sifat-sifatnya, seperti bersumpah kepada tempat atau benda-benda tertentu atau bersumpah akan melakukan sesuatu yang dilarang Allah Swt, sumpahnya tidak sah dan tidak wajib membayar kafarat              
         d). Melanggar nadzar yang telah diucapkan
   Seorang yang bernadzar, kemudian melanggar nadzarnya, baik sengaja atau sebab-sebab lain, maka ia wajib membayar kafarat sebagaimana kafarat melanggar sumpah.
         Sabda Rasulullah:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: كفارة النذر كفارة يمين ( رواه مسلم )
Artinya:    Sabda Rasulullah Saw. “Kafarat nadzar adalah kafarat sumpah (H.R.Muslim)
         e). Membunuh orang Islam
               Seseorang yang membunuh orang Islam dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan oleh agama, maka hukumannya adalah di qishas (dibunuh), kecuali dimaafkan oleh keluarganya, maka ia wajib membayar diyat (denda) berat. Adapun seseorang yang membunuh orang Islam dengan tidak sengaja, maka wajib membayar diyat (denda) ringan kepada keluarga terbunuh, yaitu membayar 100 ekor unta dan dapat diangsur selama 3 tahun. Juga memerdekan budak yang muslim, apabila tidak mampu, maka wajib berpuasa 2 bulan berturut-turut.  Seperti firman Allah Swt dalam QS. An Nisa' : 92 .
      3.   Syarat Wajib Puasa
               Syarat wajib puasa adalah sesuatu yang apabila sudah ada pada diri  seseorang, maka orang itu wajib mengerjakan puasa. Syarat wajib puasa ada 4 macam, yaitu:
            a.   Dewasa  (Baligh)
                  Anak yang belum dewasa atau baligh tidak wajib berpuasa. Tetapi apabila ia berpuasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada maka puasanya sah dan mendapat pahala.
            b.   Berakal sehat
               Orang yang tidak sehat akalnya (gila) maka ia tidak wajib berpuasa. Dan apabila ia berpuasa maka puasanya tidak sah                                   
            c.   Mampu atau kuat berpuasa
                  Orang yang tidak kuat berpuasa karena  lanjut usia atau sebab-sebab lain, maka ia tidak wajib berpuasa tetapi apabila mampu harus membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin, sebagaimana diterangkan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 184 di atas.
            d.   Mengetahui datangnya bulan Ramandhan
                  Orang yang tidak mengetahui datangnya bulan Ramandhan tidak wajib puasa, tetapi apabila setelah mengetahui ternyata ada beberapa hari yang ketinggalan, maka kekurangannya harus diqadha pada bulan-bulan lain sebanyak hari yang ketinggalan
       4.   Syarat Sah Puasa
                  Syarat sah puasa adalah sesuatu yang harus ada atau dilakukan orang yang akan  berpuasa. Syarat sah berpuasa ada 4, yaitu:
            a.   Beragama Islam
      Orang yang tidak beragama Islam tidak sah berpuasa
            b.   Suci dari haid dan nifas
            Orang yang sedang haid atau nifas tidak sah mengerjakan puasa, dan ia  wajib mengqadha puasanya di bulan lain  sebanyak hari yang ditinggalkannya. 
            c.   Mumayyis
            Dapat membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk. Anak yang belum mumayyis tidak sah berpuasa
            d.   Pada waktu yang diperbolehkan berpuasa
            Puasa yang dilakukan seseorang pada hari yang diharamkan, maka puasanya tidak sah. Adapun hari-hari yang diharamkan berpuasa adalah : pada dua hari raya (Idul Fiyri dan Idul Adha) dan tiga hari Tasyrik (tanggal 11,12.13 Dzulhijjah)
                  Sabda Rasulullah:
عن انس ان النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن صوم خمسة ايام فى السنة يوم الفطر ويوم النحر وثلاثة ايام التشريق ( رواه دارقطنى )
Artinya: Dari Anas, “Nabi Saw. Telah melarang berpuasa lima hari dalam satu tahun, yaitu; Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Haji, dan tiga hari Tasyrik (tanggal 11,12,13 Dzulhijjah). (H.R.Daru Qutni)
   5.   Rukun Puasa
   Rukun Puasa adalah sesuatu yang harus ada pada waktu seseorang melakukan Puasa dan apabila tidak ada salah satunya maka Puasanya tidak sah. Rukun Puasa ada 2 yaitu:
            a.   Berniat Puasa.
      Yaitu menyengaja mengerjakan puasa karena Allah Swt. pada  malam sebelumnya (sebelum  terbit fajar).
      Adapun membaca niat puasa Ramandhan hukumnya sunah. Berikut ini niat puasa Ramandhan :
نويت صوم غد عن ادء فرض شهر رمضان هذه السنة فرضا لله تعالى
Artinya: Saya berniat puasa besuk pagi untuk bulan Ramandhan tahun ini, wajib karena Allah Ta’ala
      Untuk Puasa Sunah, boleh berniat pada siang hari asal belum zawal (Matahari condong atau tergelincir ke barat)
         b.   Menahan diri dari semua yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenamnya Matahari.
   6.   Hal-hal Yang Membatalkan Puasa
         Yang membatalkan puasa yaitu:
         a.   Makan dan Minum dengan sengaja                                 
            Makan dan minum yang membatalkan puasa adalah makan dan minum yang dilakukan dengan sengaja, baik banyak atau sedikit. Sedangkan makan dan minum yang dilakukan karena tidak sengaja, seperti lupa. Maka meskipun dalam jumlah banyak tidak membatalkan puasa. Termasuk membatalkan puasa adalah memasukkan sesuatu ke dalam lobang yang ada pada tubuh yang mempunyai terusan ke dalam tubuh seperti lobang hidung dan telinga dengan sengaja.
         b.   Muntah dengan sengaja
            Orang yang sedang berpuasa kemudian ia berusaha untuk muntah, maka puasanya batal dan harus mengqadha. Sedangkan orang yang muntah dengan terpaksa (tidak disengaja) maka puasanya tidak batal.                 
         c.   Bersetubuh
            Bersetubuh atau berhubungan suami istri pada siang hari bulan puasa selain membatalkan puasa juga wajib membayar kafarat atau denda, yaitu; memerdekakan budak, kalau tidak sanggup, berpuasa dua bulan berturut-turut, kalau tidak mampu, memberi makan dengan makanan yang mengenyangkan kepada 60 orang fakir miskin.
               Sedangkan bersetubuh pada malam hari tidak membatalkan puasa.
               Firman Allah Swt.
احل لكم ليلة الصيام الرفث الى نساء كم  هن لباس لكم وانتم لباس لهن....
Artinya: "Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri kamu, mereka itu adalah pakaian bagimu kan kamupun adalah pakaian bagi mereka……"(Q.S.Al-Baqarah:187)
         d.   Haid atau Nifas
            Orang yang berpuasa kemudian datang bulan (haid) atau nifas, maka puasanya batal. Oleh karenanya harus diqadha pada bulan-bulan lain sebanyak hari yang ditinggalkan.
         e.   Gila atau hilang akal
            Hilang akal atau gila yang terjadi pada siang hari, meskipun hanya sebentar dapat membatalkan puasa.
         f.    Keluar mani atau sperma dengan sengaja
            Keluar mani atau sperma dengan tidak sengaja seperti; mimpi dan sebagainya tidak membatalkan puasa.
   7.   Sunah-Sunah Puasa
         a.   Mengerjakan shalat lail (shalat Tarawih dan shalat Witir). Dilakukan setiap malam pada bulan Ramandhan
         b.   Makan sahur
        Yaitu makan pada malam hari sebelum waktu puasa  tiba, dengan niat untuk persiapan puasa pagi harinya.                 
         c.   Mengakhirkan makan sahur kira-kira 30 sebelum Subuh.            
         d.   Menyegerakan berbuka
               Apabila sudah jelas dan yakin bahwa Matahari sudah terbenam (sudah masuk waktu Magrib) disunahkan segera berbuka. Makruh hukumnya mengakhirkan berbuka tanpa sebab.                            
         e.   Berbuka dengan kurma atau dengan air
               Sebelum makan nasi disunahkan berbuka dengan kurma atau dengan sesuatu yang manis, apabila tidak ada dengan air.                               
         f.    Berdoa pada waktu berbuka
               Sabda Rasulullah Saw.
عن ابن عمر كان النبي صلى الله عليه وسلم: اذا افطر قال اللهم لك صمت
وعلى رزقك افطرت ذهب الظمأ وبتلت العروق واتبت الاجر ان شاء الله
( رواه البجارى ومسلم )
Artinya: Dari Ibnu Umar, Rasulullah Saw apabila berbuka puasa, Beliau berdoa, “Ya Allah, karena Engkau saya puasa, dan dengan rizqi pemberian Engkau saya berbuka, dahaga telah hilang dan urat-urat telah minum, dan mudah-mudahan ganjarannya ditetapkan (H.R.Bukhari Muslim)
         g.   Memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa                         
         h.   Memperbanyak shadaqah                        
            i.    Memperbanyak membaca Al-Qur'an
Bagi yang sudah bisa membaca, memperbanyak membaca atau tadarus Al-Qur'an dan mengajarkan kepada orang lain, sedangkan yang belum bisa membaca, memperbanyak belajar Al-Qur'an sehingga akan lebih cepat  dapat membaca
            j.    Bersiwak pada waktu pagi
Pada waktu puasa disunahkan bersiwak (menggosok gigi) pada waktu pagi (sebelum Dhuhur) dan makruh setelah tergelincir mata hari (setelah Dhuhur)
      8.   Halangan Berpuasa
      Bagi orang yang Mukallaf (dewasa dan berakal sehat) puasa Ramandhan hukumnya wajib. Artinya apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa. Barang siapa yang berbuka (tidak berpuasa) satu hari tanpa sebab yang dibenarkan agama, maka dosanya tidak dapat ditebus dengan puasa satu tahun di bulan lain.
   Sabda Rasulullah Saw.
عن ابى هريرة رضي الله عنه  ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من افطر يوما من رمضان من غير رحصة ولا مرض لم يقضه صوم الدهر كله ( رواه الترمذى وابودوودوالنسائىو ابن ماجه وابن حزيمه )
            Artinya: Dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah Saw. Bersabda, “Barang siapa berbuka (tidak berpuasa) satu hari di bulan Ramandhan tanpa adanya rukhshah  atau sakit tidak cukup puasa yang ditinggalkan itu diganti dengan puasa satu tahun penuh” (H.R.Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Mazah, dan Ibnu Huzaimah).
               Oleh karena itu,  pada bulan Ramandhan umat Islam tidak boleh tidak berpuasa kecuali betul-betul ada rukhshah atau halangan yang dibenarkan oleh agama. Adapun orang-orang yang diperbolehkan tidak berpuasa (ada rukhshah) pada bulan Ramandhan, dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu:
         a.   Wajib Ma-al Qadha
      Artinya wajib tidak berpuasa tetapi harus mengqadha (mengganti pusa pada bulan lain  sebanyak hari yang ditinggalkan). Hal ini berlaku bagi orang perempuan yang haid (datang bulan) atau nifas (darah yang keluar setelah melahirkan anak)
b.   Jais Ma-al Qadha
         Artinya boleh tidak berpuasa tetapi harus mengqadha. Hal ini berlaku bagi orang:
1). Sakit (tidak sehat badan)
                        Orang yang sakit menurut orang yang ahli (dokter) atau berdasarkan adat (kebiasaan) yang pernah dialami atau dialami orang lain, apa bila berpuasa akan dapat menambah parah atau memperlambat kesembuhannya. Maka ia boleh tidak berpuasa tetapi harus mengqodho sebanyak hari yang ditinggalkannya, sebagaimana diterangkan dalam Q.S. AlBaqarah ayat 184
                  2). Bepergian jauh (musafir)
                     Orang yang bepergian jauh (musafir) minimal 80,640 km dengan niat tidak untuk maksiat, boleh tidak berpuasa tetapi wajib mengqadha sebanyak hari yang ditinggalkannya, sebagaimana diterangkan dalam Q.S. Al Baqarah ayat 184
c.   Jais Ma-al Qadha wa Fidyah
      Yaitu boleh tidak berpuasa tetapi harus mengqadha dan membayar fidyah, yaitu  memberi makan seorang miskin satu hari dengan makanan pokok (beras) minimal ¾ liter untuk setiap hari puasa yang ditinggalkannya. Hal ini berlaku untuk orang yang sebetulnya mampu (kuat) berpuasa, tetapi karena mempertimbangkan jiwa atau keadaan orang lain maka akhirnya ia tidak berpuasa. Contoh orang hamil atau menyusui. Apabila ia tidak berpuasa karena memang dirinya tidak kuat berpuasa atau menurut keterangan dokter kalau ia berpuasa akan dapat membawa mandharat kepada dirinya, maka ia hanya wajib mengqadha, sebagaimana orang yang sakit. Tetapi apabila ia tidak berpuasa semata-mata karena mempertimbangkan kesehatan, kecukupan asi, kawatir keguguran,  dan lain-lain untuk anaknya, maka selain wajib mengqadha ia juga wajib membayar fidyah.
      Sabda Rasulullah Saw.
عن ا نس قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ان الله عز وجل وضع عن المسافر الصوم وشطر الصلاة وعن الحبلى والمرضع الصوم (رواه خمسه)
Artinya: Dari Anas, Bersabda Rasulullah Saw. “Sesungguhnya Allah telah memaafkan setengah shalat dari musyafir, dan memaafkan pula puasanya, dan Dia memberikan (kemurahan) kepada wanita yang sedang hamil dan yang sedang menyusui” (H.R.Lima Ahli Hadis)
d.   Jais ma-al Fidyah
                     Yaitu boleh tidak berpuasa tetapi wajib membayar fidyah. Hal ini berlaku untuk orang yang yang sudah sangat tua atau orang yang sakit tertentu sehingga tidak kuat atau tidak dapat melaksanakan puasa untuk selamanya (tidak ada harapan untuk dapat mengqadha). Kewajiban membayar fidyah dibebankan kepada yang bersangkutan atau kepada ahli waris yang menaggung kehidupannya. sebagaimana diterangkan dalam Q.S. Al Baqarah ayat 184.
     9.   Waktu-Waktu Yang Dilarang Puasa
            a.   Waktu yang diharamkan:
                  a.   Pada hari raya Idul Fitri         
                  b.   Pada hari raya Idul Adha
                  c.   Pada hari Tasyrik (tanggal 11,12,13 Dzulhijjah)
            b.   Waktu yang hukumnya makruh
                  a.   Puasa kusus hari Jum’at atau kusus hari Sabtu
                        Sabda Rasulullah:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لايصومن احدكم يوم الجمعة الا يوما قبله او بعده ( رواه البخاري )
            Artinya: Bersabda Rasulullah Saw. “Janganlah berpuasa salah satu diantara kamu pada hari jum’at, kecuali juga berpuasa satu hari sebelumnya atau sesudahnya” (H.R.Bukhari)
        b.   Puasa diatas tanggal 15 Sya’ban atau beberapa hari sebelum bulan Ramandhan
        c.   Puasa terus menerus sepanjang tahun .
      10. Fungsi Puasa Wajib
               Tidak ada perintah Allah yang sia-sia, semua ada hikmah dan fungsinya bagi manusia, baik di dunia maupun di akherat. Diantara fungsi puasa wajib adalah:
   1.   Sebagai penebus kewajiban, sehingga terhindar dari dosa.
   Orang yang tidak berpuasa wajib tanpa alasan yang dibenarkan agama, akan mendapat dosa.
   2.   Mendapat pahala dan menegakkan rukun Islam.
   Selain mendapat pahala, orang yang melaksankan puasa sesuai syarat dan rukunnya berarti juga menegakkan sendi-sendi rukun Islam. Oleh karena itu orang yang tidak berpuasa selain mendapat dosa juga lemah keIslamannya
            3.   Diampuni dosa-dosanya yang telah lalu
            Orang yang berpuasa dengan dilandasi iman dan taqwa akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu
            4.   Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt.
            Melaksanakan apa saja yang diperintahkan oleh Allah Swt. adalah merupakan salah satu wujud rasa syukur atau terima kasih kepada Allah Swt. terhadap kekuatan, kesehatan, kekayaan, dan lain-lain yang telah diberikan oleh Allah Swt. kepada kita.
            5.   Mengembangkan rasa solidaritas sesama manusia
            Dengan puasa, seseorang akan ikut merasakan bagaimana rasanya orang yang lapar dan haus, sehingga akan menimbulkan rasa kasihan dan empati apabila melihat orang yang kelaparan atau kehausan
            6.   Mengembangkan sifat tawadhu
            Orang yang melakukan puasa dengan baik akan menyadari bahwa ternyata betapapun seseorang itu kuat dan gagah  tetapi ketika dia tidak makan dan tidak minum satu hari saja badan sudah terasa lemas, oleh karena itu tidak sepantasnya apabila ia menyombongkan diri.
            7.   Menumbuhkan sifat qanaah
            Puasa dapat menumbuhkan sifat qanaah, Sebab betapapun ia dalam keadaan sangat lapar dan haus, ternyata kemampuan untuk makan dan minum juga sangat terbatas, sehingga ia tidak tamak atau serakah.
            8.   Mengembangkan sifat wira-i
            Seseorang yang telah terlatih untuk tidak makan dan minum meskipun sebetulnya ia mempunyai makanan dan minuman,  semata-mata karena melaksanakan perintah Allah Swt., maka ia akan mampu menahan diri dari makanan dan minuman yang tidak halal
            9.   Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
            Puasa adalah merupakan salah satu ibadah sirri (hanya Allah Swt. dan orang yang bersangkutan yang mengetahui). Oleh karena itu, orang yang melaksanakannya dengan baik akan semakin baik keimanan dan ketaqwaannya
            10. Terjaga kesehatannya
            Bagi orang yang berkecukupan, berpuasa dapat menyeimbangkan kandungan makanan yang masuk kedalam tubuh, sehingga tidak terjadi penumpukan zat-zat tertentu (misalnya lemak dan koresterol)  secara berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan
     
B. PUASA  SUNAH
Puasa sunah adalah puasa yang apabila dilaksanakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa. Ada banyak puasa sunah yang dapat dikerjakan diantaranya :
      1.   Puasa Senin Dan Kamis
            a.   Pengertian Puasa Senin dan Kamis
            Yang dimaksud puasa Senin dan Kamis adalah puasa sunnah yang dianjurkan (disunnahkan) untuk dilakukan pada setiap hari Senin dan Kamis. Puasa  Senin dan Kamis hukumnya sunah untuk dilakukan setiap hari Senin dan Kamis di luar bulan Ramandhan. Adapun apabila pada hari itu bertepatan dengan hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha, dan tiga hari Tasyrik (tanggal 11,12,13 Dzulhijjah), maka hukumnya haram.
      b.   Dalil Naqli Puasa Senin dan Kamis
            1.   H.R.Tirmidzi  
عن عائشة كان النبى صلى الله عليه وسلم يتحرى صيام الاثنين والخاميس (رواه الترمذى)
Artinya: Dari Aisyah,  “bahwasannya Nabi Saw memilih waktu puasa pada hari Senin dan Kamis” (H.R.Tirmidzi)
      2.   H.R. Ahmad
عن ابى هريرة ان النبى صلىالله عليه وسلم كان اكثر ما يصوم الاثنين واللخميس فقيل له فقيل : ان الاعمال تعرض كل اثنين والخميس فيغفرالله لكل مسلم او لكل مؤمن الاالمتهاجرين فيقول : اخر هما ( رواه احمد )
            Artinya: Dari Abi Hurairah, “Bahwa Nabi Saw. Sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis, lalu ditanyakan orang kepada Beliau (apa sebabnya), maka Beliau Bersabda; “sesungguhnya amalan-amalan itu  dipersembahkan pada setiap hari Senin dan Kamis, maka Allah  berkenan mengampuni setiap muslim,  kecuali dua orang yang bermusuhan, maka firmanNya, tangguhkanlah kedua mereka itu” (H.R.Ahmad)
      3.   H.R.Muslim
انه صلىالله عليه وسلم سئل عن صوم يوم الاثنين ؟ فقال : ذا ك يوم ولدت فيه وانزل علي فيه  ( رواه مسلم )
            Artinya: “Bahwa Nabi Saw. ditanya orang tentang berpuasa pada hari Senin, maka Beliau Bersabda, “itu adalah hari kelahiranku, dan pada hari itu pula wahyu diturunkan kepada ku” (H.R.Muslim)
            c.   Fungsi Puasa Senin dan Kamis
               Setiap ibadah baik yang wajib maupun yang sunah pasti ada fungsi dan manfaat bagi orang yang melaksanakan, baik ketika masih di dunia mapun setelah  di akherat nanti. Diantara fungsi dan manfaat puasa Senin dan Kamis adalah:
                  1.   Mendapat pahala ibadah sunah dan meneladani amal Rasulullah Saw.
                  2.   Mendekatkan diri kepada Allah Swt.
               Setiap amalan sunah mempunyai fungsi mendekatkan diri orang yang melakukannya  kepada Allah Swt.
                  3.   Akan diterima amal-amalnya dan diampuni dosa-dosanya. Sebagaimana diterangkan dalam hadis riwayat Ahmad.
                  4.   Menyeimbangkan kadar makanan yang masuk dalam tubuh, sehingga badan akan tetap sehat dan seimbang (diet ala Islam).

      2.   Puasa Syawal
            a.   Pengertian Puasa Syawal
      Yang dimaksud puasa Syawal adalah puasa sunah yang dianjurkan (disunahkan) untuk dilakukan selama 6 hari pada bulan Syawal.  Puasa 6 hari bulan Syawal boleh dilakukan diawal bulan, tengah-tengah, atau akhir bulan, begitu juga boleh dilakukan secara berurutan atau terputus-putus. Tetapi yang lebih utama (afdhal) adalah dilakukan pada awal bulan Syawal secara berurutan, yaitu mulai tanggal 2 Syawal (satu hari setelah lebaran) sampai tanggal 7 Syawal setiap tahun.
      b.   Dalil Naqli Puasa Bulan Syawal              
عن ابي ايوب قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من صام رمضان ثم اتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر (رواه مسلم)                                                                                 
Artinya: Dari Abi Ayyub, Bersabda Rasulullah Saw, “Barang siapa puasa pada bulan Ramandhan, kenudian diikuti puasa enam hari dari bulan Syawal, adalah seperti puasa sepanjang masa” (H.R.Muslim)
            c.   Fungsi Puasa Bulan Syawal
         Setiap ibadah baik yang wajib maupun yang sunah mempunyai manfaat bagi orang yang melaksanakan. Diantara manfaat puasa Senin dan Kamis adalah:
                  a.   Mendapat pahala seperti puasa sepanjang masa.
                  b.   Mendapat pahala ibadah sunah dan meneladani amal Rasulullah.
                  c.   Mendekatkan diri kepada Allah Swt.
            d.   Sebagai masa transisi pengembalian  pola makan pada bulan Ramandhan (malam hari) kepada pola makan di bulan lain (siang hari) secara pelan-pelan, sehingga pencernakan tidak terlalu bereaksi secara negatif.

      3.   Puasa Arafah
            1.   Pengertian Puasa Arafah
      Yang dimaksud puasa Arafah adalah puasa sunah yang dianjurkan (disunahkan) untuk dilakukan pada tanggal 9 bulan Dzulhijjah. Puasa Arafah hukumnya Sunah Muakkad. yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan bagi orang Islam yang tidak mengerjakan ibadah haji. Bagi orang yang mengerjakan ibadah haji maka tidak dianjurkan puasa Arafah. 
      2.   Dalil Naqli Puasa Arafah             
عن ابى قتادة قال النبي صلى الله عليه وسلم : صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة ( رواه مسلم )
Artinya: Dari Abi  Qatadah, Bersabda Nabi Saw, “Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang telah lalu, dan satu tahun yang akan datang” (H.R.Muslim)
            3.   Fungsi Puasa Arafah
                  Diantara fungsi dan manfaat puasa Arafah adalah:
                  a.   Mendapat pahala ibadah sunah dan meneladani amal Rasulullah Saw.
                  b.   Mendekatkan diri kepada Allah Swt.
            c.   Dihapuskan dosanya selama dua tahun. Satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang
            d.   Mengingatkan orang yang tidak melakukan ibadah haji terhadap kejadian pada hari itu (wukuf di Arafah). Sehingga termotivasi untuk kerja keras dan berusaha agar dapat melaksanakan ibadah haji.

C. KEUTAMAAN PUASA RAMADAN BAGI MUKMIN
Pendahuluan
Ramadan merupakan salah satu nama bulan dengan menempati urutan ke-9 dalam tahun Islam / penanggalan hijriyah.  Bulan ramadan merupakan bulan diperintahkan secara wajib bagi mukmin untuk berpuasa, oleh karena itu disebut juga bulan puasa. Bahkan di dalam bulan ramadan terdapat larangan untuk berperang secara fisik (kontak senjata), oleh karenanya dinamakan bulan suci. Bulan ini juga merupakan penghulu segala bulan, maka hendaklah bulan ramadan disambut dengan ucapan marhaban ya ramadan, artinya selamat datang bulan ramadan. Karena, dalam bulan ramadan terdapat banyak keutamaan yang dapat diperoleh bagi seorang mukmin yang memuliakannya.
Uraian
1. Puasa Ramadan
Puasa Ramadan merupakan salah satu rukun Islam, diwajibkan pertama kali mulai tahun ke-2 hijrah (sekitar 624 M). Kata puasa berasal dari bahasa Arab shauma-yashumu-shiyaman yang berarti menahan dari segala sesuatu. Menurut istilah, puasa adalah menahan diri dari pada sesuatu yang membukakan, satu hari lamanya mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat. Kata Ramadan berasal dari bahasa Arab, yaitu yang jamaknya ramadlanat/armidla/ ramadl yang berarti amat terik panas sekali. atau pembakaran hawa nafsu angkara.
Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa puasa ramadan berarti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, satu hari lamanya mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dalam bulan ramadan dengan niat dan syarat tertentu. Kewajiban berpuasa terdapat dalam Alqur’an dan al-Haadis. Dalam al-Qur’an terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 183-185 sbb:
Ayat 183.  Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, 184.  (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu, ...... 185. ...... Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, (QS. Al-Baqarah[2]:183-185).
Di dalam hadits Nabi Muhammad saw dinyatakan bahwa: “Islam itu didirikan atas lima sendi, yaitu: (1) bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan dan Muhammad utusan Allah, (2) menegakkan salat , (3) mengeluarkan zakat, (4) menunaikan ibadah haji, dan (5) puasa pada bulan ramadan”(HR. Bukhori).
2. Keutamaan Puasa Ramadan
Keutamaan yang dapat diperoleh bagi orang yang berpuasa ramadan diantaranya:
1)      Bulan berlimpah berkah (HR. Ahmad, An-Nasa’l, dan Baihaqi).
2)      Bulan kegembiraan bagi pecinta kebaikan (HR. Ahmad, dan An- Nasa’i)
3)   Saat penghapusan kesalahan diampuni dosa-dosanya selain dosa besar (HR. Ahmad dan Baihaqi), (HR. Ahmad dan Ash-habus Sunan), (HR. Muslim).
4)   Akan memperoleh dua kegembiraan, yaitu ketika berbuka puasa dan ketika bertemu Rabbnya (Allah) di akhirat.” [Muttafaqun ‘alaihi, dengan lafazh Muslim]
5) Salah satu sebab terbesar yang mengantarkan seseorang menuju taqwa (Al-Baqarah[2]:183).

6)  Melatih jiwanya agar senantiasa merasa diawasi oleh Allah (muroqobatullah) (HR. Bukhari).

7)    Dapat mempersempit ruang gerak syaithan karena ia masuk ke dalam tubuh anak Adam melalui aliran darah (HR. Shafiyyah radiyallahu ‘anha).

8)     Akan melemahkan kekuatan syaithan (Tafsir As-Sa’di tafsir Al-Baqarah ayat 183).

9)      Mendorong timbulnya kepedulian kepada fuqara/miskin (Taudhihul Ahkam: 3/123).
10)  Sebagai perisai/tameng (HR. Muttafaqun ‘alaihi).
11)  Dapat memberikan syafa’at di akhirat (HR. Ahmad dan Ath-Thabarani).
12)  Do`a yang mustajab ketika dia sedang puasa hingga waktu ifthar (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
13)  Bulan diturunkannya Al-Qur'an (QS. Al-Baqarah[2]: 185).
14)  Dibelenggunya syaithan dan ditutupnya pintu-pintu neraka dan di bukanya pintu-pintu surga (HR. Bukhori, Muslim dan Tirmidzi).
15)  Merupakan malam lailatul qodar (QS. Al-Qodar[97]: 1-5)
16)  Bulan dilipat gandakannya amal sholeh (HR. Bukhori-Muslim)
17)  Awal bulan Ramadhan adalah Rahmah, pertengahannya Maghfirah dan akhirnya Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka)” (HR. Ibnu Khuzaimah, Ahmad).
3. Amalan Sunnah dan Larangan dalam Puasa
Setiap orang mukmin yang berpuasa ramadan selalu berusaha untuk memperoleh keutamaan-keutamaan tersebut. Tetapi untuk meraihnya tidaklah mudah, tidaklah cukup dengan berpuasa saja.  Karena di samping ia berpuasa ramadan,  ia hendaklah mengerti  amalan-amalan sunah yang dianjurkan ketika sedang berpuasa di waktu siang maupun ketika berbuka di waktu malam. Selama berpuasa  ia harus menghindarkan larangan-larangan ketika berpuasa. Berikut ini akan diuraikan amalan-amalan sunnah dan larangan-larangannya.
a. Amalan-amalan sunnah (penyempurna puasa)
Berdasarka al-qur’an dan hadits-hadits sohih, amalan-amalan sunah  dalam berpuasa yaitu:
1)      Menyegerakan berbuka apabila telah tiba saatnya.
2)      Berdo’a di kala berbuka puasa.
3)      Makan sahur dengan niat menambah kekuatan berpuasa.
4)      Melambatkan/mengakhirkan makan sahur.
5)      Berdo’a ketika berpuasa.
6)      Salat tarawih/qiyamu ramadan.
7)      Banyak amal sadaqah dan menolong fakir miskin.
8)      Tadarus dan mempelajari  al-Qur’an.
9)      I’tikaf dalam masjid.
10)  Zakat fitrah dan salat idul fitri.
b. Larangan-larangan ( membatalkan puasa)
Berdasarka al-qur’an dan hadits-hadits sohih, larangan-larangan dalam berpuasa meliputi:
1)      Membatalkan niat berpuasa.
2)      Makan dan minum dengan sengaja.
3)      Memasukkan sesuatu ke dalam perut lewat kerongkongan berupa makanan yang tidak mengenyangkan atau barang apapun.
4)      Bersetubuh di siang hari berpuasa.
5)      Sengaja muntah-muntah.
6)      Keluar darah haid atau nifas.
7)      Mengeluarkan mani dengan sengaja.
Penutup
Bulan ramadan sebagai bulan suci dan penuh berkah telah mpunyai daya tarik bagi mukmin yang berpuasa. Hal tersebut sangatlah wajar karena pada bulan tersebut memiliki banyak keutamaan yang senantiasa didambakan setiap orang yang berpuasa.
Demikian uraian ringkas tentang keutamaan puasa ramadan semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Referensi:
Ahnan, Miftuh, 1986, Mutiara Hadits Shahih Bukhary, Gresik, CV. Bintang Pelajar.
Hasyim, Umar, 1985, Bimbingan Puasa Menurut Sunnah Rasulullah Saw., Surabaya, CV. Bina Ilmu, Cet. 1.
Rasyid, H. Sulaiman, 1976, Fiqh Islam, Jakarta, Penerbit Atthahiriyah, cet. XVII.
Rifa’i, Moh, Muh Zuhri dan Salomo, Terjamah Khulashah Kifayatul Akhyar, Semarang, CV. Toha Putra.
Soenarjo, R.H.A., 1971, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Yayasan Penyelenggara penerjemah dan Penafsir Al-Qur’an.
Yunus, H. Mahmud, 1973, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta, Yayasan Penyelenggara Penafsir Al-Qur’an.
Buku-buku pelajaran PAI untuk Siswa SMP kelas VIII terbitan MGMP PAI SMP, Depag, Yudistira, Aneka Ilmu dan lain-lain,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar